Artikel : Bulein Annur - Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits

Ramadhan Bulan Kesabaran

Jumat, 22 Maret 24
***

Sesungguhnya kesabaran itu merupakan pondasi yang terbesar bagi setiap akhlak yang baik dan pembersih dari setiap akhlak yang buruk. Kesabaran adalah pengekangan diri terhadap hal-hal yang tidak Anda sukai dan terhadap hal-hal yang bertolak belakang dengan keinginannya untuk mencari keridhaan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-dan pahala-Nya. Dan masuk kedalam perkara tersebut adalah kesabaran dalam mentaati Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, kesabaran dari bermaksiat kepada-Nya dan kesabaran terhadap takdir-takdir Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang menyakitkan. Karena, ketiga hal ini (melakukan ketaatan, menjauhi kemaksiatan dan menyikapi takdir yang menyakitkan) yang mengumpulkan urusan agama seluruhnya, tidak akan sempurna melainkan dengan kesabaran.

Maka berbagai bentuk ketaatan-khususnya ketaatan-ketaatan yang berat-seperti jihad di jalan Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, dan berbagai bentuk ibadah yang berkesinambungan, seperti menuntut ilmu dan mengkonsistenkan perkataan-perkataan dan perbuatan-perbuatan yang bermanfaat, tidaklah akan terlaksana melainkan dengan tetap berada di atas kesabaran, melatih jiwa terus berada di atas kesabaran, melaziminya dan mengikatnya. Dan, bila kesabaran ini melemah, niscaya melemah pula perbuatan-perbuatan ini. Dan bahkan, boleh jadi terhenti sama sekali.

Demikian pula halnya pengekangan jiwa dari melakukan kemaksiatan, terlebih bentuk kemaksiatan yang di dalam jiwa terdapat pendorong yang sangat kuat, niscaya meninggalkan kemaksiatan-kemaksiatan tersebut tidak akan dapat terwujud melainkan dengan kesabaran dan menguatkan kesabaran untuk menyelisihi hawa nafsu dan menahan rasa pahitnya.

Begitu pula halnya musibah-musibah yang mendera seorang hamba di mana ia ingin menghadapi dan menerimanya dengan keridhaan, kesyukuran dan pujian kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-atas hal tersebut, hal tersebut tak akan terwujud melainkan dengan kesabaran dan mengharapkan pahala dan ganjaran. Manakala seorang hamba benar-benar telah melatih jiwanya untuk bersabar dan menempatkannya untuk siap memikul beban-beban berat dan sulit, bersungguh-sungguh dan mengerahkan segenap kesungguhan dalam upaya menyempurnakan langkahnya tersebut, niscaya capaian yang dihasilkannya adalah kemenangan dan kesuksesan. Dan sedikit orang yang telah mengerahkan segenap kesungguhan dalam suatu urusan yang dicarinya dan ia pun membersamai dengan kesabaran, kemudian ia tidak mendapatkan keuntungan berupa kemenangan dan kesuksesan.

Sementara, bulan Ramadhan merupakan madrasah yang sangat agung dan merupakan menara yang sangat tinggi di mana para hamba dapat mencari insipari yang cukup banyak darinya berupa ibrah dan pelajaran yang bermanfaat yang dapat mendidik jiwa dan menguatkannya di bulannya ini (bulan Ramadhan) dan sisa umurnya. Dan, termasuk hal yang dapat dipungut dan dikumpulkan oleh orang-orang yang berpuasa di bulan nan agung ini dan musim-musim yang penuh keberkahan ini adalah membiasakan jiwa dan membinanya di atas kesabaran. Oleh karena itu, Nabi yang mulia-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- menyifati bulan Ramadhan dengan ‘bulan kesabaran’ di lebih dari satu hadisnya. Di antaranya adalah apa yang diriwayatkan oleh imam Ahmad dan Muslim, bersumber dari Abu Qatadah-ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ -bahwa Nabi -Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda,


Õóæúãõ ÔóåúÑö ÇáÕøóÈúÑö æóËóáóÇËóÉö ÃóíøóÇãò ãöäú ßõáøö ÔóåúÑò Õóæúãõ ÇáÏøóåúÑö


Puasa bulan kesabaran dan (puasa) tiga hari setiap bulan merupakan puasa dahr (setahun). [1]

Dan imam Ahmad (juga) meriwayatkan dari Yazid bin Abdillah bin Syikhir dari al-A’robi, ia berkata, ‘Aku pernah mendengar Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda : - dan ia menyebutkan hadis tersebut bahwa Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


Õóæúãõ ÔóåúÑö ÇáÕøóÈúÑö æóËóáóÇËóÉö ÃóíøóÇãò ãöäú ßõáøö ÔóåúÑò íõÐúåöÈúäó æóÍóÑó ÇáÕøóÏúÑö


Puasa bulan kesabaran dan (puasa) tiga hari setiap bulan akan menghilangkan penyakit hati. [2]

Dan, an-Nasai meriwayatkan dari al-Bahiliy -ÑóÖöíó Çááåõ Úóäúåõ - , ia berkata, Rasulullah-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


Õõãú ÔóåúÑó ÇáÕøóÈúÑö æóËóáóÇËóÉó ÃóíøóÇãò ãöäú ßõáøö ÔóåúÑò...


Berpuasalah pada bulan kesabaran dan (berpuasalah pula) tiga hari setiap bulan...[3]

Di dalam ketiga hadis ini, Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-menyifati bulan Ramadhan dengan bahwa ia adalah bulan kesabaran, dan hal demikian itu karena terkumpul di bulan itu semua macam bentuk kesabaran; (yaitu) (1) kesabaran di atas ketaatan kepada Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- (2) kesabaran dari bermaksiat kepada-Nya, dan (3) kesabaran terhadap takdir-takdir Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-yang menyakitkan.

Karena, di bulan Ramadhan itu terdapat (kewajiban) puasa, (anjuran) shalat malam (tarawih), membaca al-Qur’an, berbuat baik, dermawan, memberi makan, dzikir, doa, taubat, istighfar, dan ketaatan-ketaatan yang lainnya, hal-hal tersebut membutuhkan kesabaran agar seseorang dapat melakukannya sebaik mungkin.

Di bulan Ramadha pula ada penekanan untuk mengekang lisan dari berdusta, pembicaraan yang tidak berguna apalagi melalaikan, curang, cacian, hinaan, teriakan, mengunjing, dan adu domba. Dan, mengekang semua anggota badan dari semua bentuk kemaksiatan. Ini di bulan Ramadhan dan bulan-bulan lainnya. Menjauhkan diri dari segala bentuk kemaksiatan ini dibutuhkan adanya kesabaran, sehingga seorang hamba mampu menjaga dirinya dari terjatuh ke dalam hal-hal tersebut.

Di bulan Ramadhan pula, seseorang diharuskan meninggalkan makan dan minum, dan hal-hal terkait dengannya (mulai terbitnya fajar hingga tenggelamnya matahari), sementara jiwanya sangat berkeinginan untuk melakukannya. Begitu pula ada keharusan untuk mengekang jiwa dari hal-hal yang dibolehkan oleh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berupa syahwat dan kelezatan seperti berhubungan intim dan pengantar-pengantarnya. Dan, hal ini, jiwa tidak akan mampu mengekangnya, kecuali dengan kesabaran.

Dengan demikian, maka Ramadhan berisikan semua macam-macam kesabaran. Ibnul Qayyim-ÑóÍöãóåõ Çááåõ-mengatakan, ‘Dan di dalam jiwa terdapat dua kekuatan ; (pertama) kekuatan untuk melangkah dan (kedua) kekuatan untuk menahan diri ; maka hakikat kesabaran adalah seseorang menjadikan kekuatan untuk melangkah terbedayakan untuk hal-hal yang memberikan manfaat kepadanya dan menjadikan kekuatan untuk menahan diri untuk menahan dirinya dari hal-hal yang membahayakannya. Dan ada sebagian orang yang kekuatan sabarnya untuk melakukan apa-apa yang bermanfaat baginya dan kekokohannya berada di atas hal tersebut lebih kuat daripada kesabarannya dari hal-hal yang membahayakannya, sehingga ia bersabar berada di atas beratnya ketaatan, namun ia tidak memiliki kesabaran dari hal-hal yang mendorong hawa nafsunya untuk melakukan perkara yang dilarang.

Ada pula sebagian orang yang kekuatan sabarnya dari penyelisihan-penyelisihan lebih kuat dari kesabarannya terhadap beratnya beban ketaatan-ketaatan. Dan, ada pula sebagian orang yang tidak memiliki kesaban terhadap ini dan itu. Sedangkan manusia yang terbaik adalah orang yang paling bersabar terhadap kedua hal itu. Maka, banyak orang dapat bersabar terhadap kepayahan mengerjakan shalat malam di musim panas dan di musim dingin, bersabar pula terhadap beratnya mengerjakan puasa, namun ia tidak bersabar dari melihat hal-hal yang diharamkan. Banyak juga sebagian orang dapat bersabar dari melihat dan melirik kepada gambar-gambar (yang haram dilihat) namun ia tidak memiliki kesabaran untuk beramar makruf nahi munkar, memerangi orang-orang kafir dan orang-orang munafik. Bahkan, hal itu merupakan perkara yang paling lemah dan paling tidak berdaya untuk dilakukan. Dan kebanyakan mereka tidak memiliki kesabaran terhadap satu dari dua hal tersebut. Dan minoritas mereka adalah orang yang paling sabar di antara mereka pada dua tempat tersebut.[4] Selesai perkataan beliau

Ibnul Qayyim-ÑóÍöãóåõ Çááåõ-juga mengatakan, “Maka, salah seorang di antara kita bila kesabarannya dapat mengalahkan dorongan hawa nafsu dan syahwatnya, maka ia layak untuk disejajarkan dengan para malaikat. Bila dorongan hawa nafsu dan syahwatnya mengalahkan kesabarannya, maka ia layak untuk disejajarkan dengan setan. Dan bila dorongan makan dan minumnya serta syahwatnya dapat mengalahkan kesabarannya, maka ia layak untuk disejajarkan dengan binatang.”[5]

Dan sungguh Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-telah memerintahkan untuk bersabar dan menyanjung orang-orang yang bersabar. Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì- juga mengkhabarkan di beberapa ayat yang cukup banyak di dalam al-Qur’an bahwa bagi mereka (orang-orang yang bersabar) itu tingkatan derajat yang tinggi dan berbagai kehormatan yang mahal. Dan, Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-juga mengkhabarkan bahwa mereka (orang-orang yang bersabar) itu akan dicukupkan pahalanya secara sempurna tanpa batas. Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


{ íóÇ ÃóíøõåóÇ ÇáøóÐöíäó ÂãóäõæÇ ÇÕúÈöÑõæÇ æóÕóÇÈöÑõæÇ æóÑóÇÈöØõæÇ æóÇÊøóÞõæÇ Çááøóåó áóÚóáøóßõãú ÊõÝúáöÍõæäó } [Âá ÚãÑÇä:200[


Wahai orang-orang yang beriman ! Bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap-siap (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu beruntung (Ali Imran : 200)

Dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


{ æóÇÓúÊóÚöíäõæÇ ÈöÇáÕøóÈúÑö æóÇáÕøóáóÇÉö } [ÇáÈÞÑÉ:45]


Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat (al-Baqarah : 45)

Dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


{ æóÈóÔøöÑö ÇáÕøóÇÈöÑöíäó [155] ÇáøóÐöíäó ÅöÐóÇ ÃóÕóÇÈóÊúåõãú ãõÕöíÈóÉñ ÞóÇáõæÇ ÅöäøóÇ áöáøóåö æóÅöäøóÇ Åöáóíúåö ÑóÇÌöÚõæäó [156] ÃõæáóÆößó Úóáóíúåöãú ÕóáóæóÇÊñ ãöäú ÑóÈøöåöãú æóÑóÍúãóÉñ æóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúãõåúÊóÏõæäó } [ÇáÈÞÑÉ:155Ü 157]


Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata, ‘Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun (sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang memperoleh ampunan dan rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (al-Baqarah : 155-157)

Dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


{ æóÇáÕøóÇÈöÑöíäó Ýöí ÇáúÈóÃúÓóÇÁö æóÇáÖøóÑøóÇÁö æóÍöíäó ÇáúÈóÃúÓö ÃõæáóÆößó ÇáøóÐöíäó ÕóÏóÞõæÇ æóÃõæáóÆößó åõãõ ÇáúãõÊøóÞõæäó } [ÇáÈÞÑÉ:177]


Dan orang yang sabar dalam kemelaratan, penderitaan, dan pada masa peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar, dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa. (al-Baqarah : 177)

Dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman,


{ Åöäøó Çááøóåó ãóÚó ÇáÕøóÇÈöÑöíäó } [ÇáÈÞÑÉ:153]


Sungguh, Allah beserta orang-orang yang sabar (al-Baqarah : 153)

Dan Dia-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-berfirman tentang balasan dan pahala orang-orang yang sabar :


{ ÅöäøóãóÇ íõæóÝøóì ÇáÕøóÇÈöÑõæäó ÃóÌúÑóåõãú ÈöÛóíúÑö ÍöÓóÇÈò } [ÇáÒãÑ:10]


Hanya orang-orang yang bersabarlah yang disempurnakan pahalanya tanpa batas (az-Zumar : 10)

Dan Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-bersabda,


((æóãóäú íóÊóÕóÈøóÑú íõÕóÈøöÑúåõ Çááøóåõ))


Dan barangsiapa melatih dirinya bersabar dengan sungguh-sungguh, niscaya Allah akan menyabarkannya [6]

Dan beliau-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó-juga bersabda,


((æóÃóäøó ÇáäøóÕúÑó ãóÚó ÇáÕøóÈúÑö))


Dan bahwa pertolongan itu bersama kesabaran [7]

Cukuplah Anda berakhlak dengan sebuah akhlak yang akan memudahkan seorang hamba untuk memikul beratnya beban berbagai bentuk ketaatan, sebuah akhlak yang akan meringankan tindakan meninggalkan hal-hal yang digandrungi oleh jiwa berupa berbagai bentuk tindak penyelisihan, dan sebuah akhlak yang akan menghibur seorang hamba dari berbagai bentuk musibah, serta akan melahirkan berbagai bentuk akhlak yang indah semuanya, dan akhlak ini akan menjadi seperti pondasi bangunan bagi akhlak-akhalak lainnya yang indah itu.

Dan, manakala seorang hamba itu mengetahui sesuatu di balik berbagai bentuk ketaatan berupa berbagai ragam bentuk kebaikan baik yang disegerakan atau untuk masa yang akan datang, begitu pula seorang hamba mengetahui sesuatu di balik berbagai bentuk kemaksiatan berupa hal-hal yang membahayakan baik yang disegerakan ataupun untuk masa yang akan datang, begitu pula seorang hamba mengetahui apa yang terdapat di dalam kesabaran terhadap musibah-musibah yang menerpa, yaitu berupa pahala yang banyak dan balasan yang besar; niscaya kesabaran itu akan menjadi mudah dilakukan oleh jiwanya. Dan, boleh jadi pula dengan hal tersebut penyelamat yang menghibur dirinya akan medatanginya karena buah-buah yang manis yang dihasilkan dari kesabarannya tersebut.

Dan, bila mana para pemburu dunia, kesabaran itu menjadikannya mudah memikul berbagai beban kerepotan, kepenatan, dan hal-hal yang memberatkan yang sangat besar demi untuk mendapatkan rongsokan-rongsokan harta dunia. Lalu, bagaimana tidak menjadi mudah atas seorang mukmin (orang yang beriman) kesabaran terhadap hal-hal yang dicintai Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-untuk mendapatkan buah-buahnya.!!

Dan kapan seorang hamba bersabar karena Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-, murni dalam kesabarannya, niscaya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-bersamanya; karena sesunguhnya Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì-bersama orang-orang yang bersabar dengan memberikan pertolongan, taufik, penguatan dan arahan untuk melangkah dengan benar.


Çóááøóåøõãøó æóÝøöÞúäóÇ áöáúÞöíóÇãö ÈöÍóÞøö åóÐóÇ ÇáÔøóåúÑö ¡ æóØóåøöÑúäóÇ ãöäú æóÍóÑö ÇáÕøóÏúÑö ¡ æóÃóáÈöÓúäóÇ Ýöíúåö Íõáóáó ÇáúíóÞöíúäö æóÇáÕøóÈúÑö


Ya Allah ! Bimbinglah kami untuk dapat melaksanakan hak bulan ini (bulan Ramadhan), bersihkanlah kami dari penyakit hati, dan pakaikanlah kepada kami pakaian keyakinan dan kesabaran di bulan ini.

Amin

Wallahu A’lam

(Redaksi)

Sumber :

Ramadhanu Syahru ash-Shabri, Syaikh Prof. Dr. Abdurrazzaq bin Abdil Muhsin al-Badr-ÍóÝöÙóåõ Çááåõ.

Catatan :

[1] Musnad Ahmad (7567, 8965) dan Muslim (1162), dan lafazh hadis ini milik imam Ahmad.

[2] Musnad imam Ahmad (22965)

[3] Sunan an-Nasai (2756), lihat Shahih al-Jami’ (3794)

[4] Uddatu ash-Shabirin Wa Dzakhiratu asy-Syakirin, hal. 37

[5] Idem, hal. 44

[6] HR. al-Bukhari (1469)

[7] HR. Imam Ahmad di dalam al-Musnad (2666) dan al-Hakim di dalam al-Mustadrak (6304)

Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatannur&id=1066