Artikel : Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits
Untuk Mereka Para Syuhada
Senin, 16 Oktober 23
***

Soal :

Seorang penanya berinisial A.’A. A. bertanya :

“Apa balasan bagi orang yang mati syahid (di medan jihad) dan bagaimana pula kedudukannya di sisi Allah ?

Apakah Allah-ÚóÒøóæóÌóáøó-akan mengampuni dosa-dosa besar yang dilakukan oleh orang yang mati syahid tersebut sebelum ia bertaubat darinya ?

Dan, apakah orang yang mati syahid termasuk enam golongan orang-orag yang akan dinaungi oleh Allah pada naungan-Nya ?

Jawaban :

Syaikh-ÑóÍöãóåõ Çááåõ-menjawab :

“Balasan (pahala) bagi orang yang mati syahid (di medan jihad melawan orang-orang kafir) dan kedudukannya di sisi Allah adalah apa yang Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –sebutkan di dalam firman-Nya,


æóáóÇ ÊóÍúÓóÈóäøó ÇáøóÐöíäó ÞõÊöáõæÇ Ýöí ÓóÈöíáö Çááøóåö ÃóãúæóÇÊðÇ Èóáú ÃóÍúíóÇÁñ ÚöäúÏó ÑóÈøöåöãú íõÑúÒóÞõæäó [Âá ÚãÑÇä : 169]


Dan janganlah sekali-kali mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki (Ali Imran : 169)

Allah-ÓõÈúÍóÇäóåõ æóÊóÚóÇáóì –berfirman,


Èóáú ÃóÍúíóÇÁñ ÚöäúÏó ÑóÈøöåöãú íõÑúÒóÞõæäó


sebenarnya mereka itu hidup, di sisi Tuhannya mendapat rezeki

Roh-roh para syuhada berada di tembolok burung hijau bergelantungan di bawah Arsy, dan mereka-yakni, para syuhada-seluruh dosa-dosa mereka yang mereka lakukan diampuni, kecuali hutang. Sesungguhnya, hutang akan dituntut dari orang yang berhutang kelak pada hari Kiamat.

Adapun perkataan penanya,’ Dan, apakah orang yang mati syahid termasuk enam golongan orang-orang yang akan dinaungi oleh Allah pada naungan-Nya ? ‘ maka ia telah jatuh ke dalam kesalahan dalam ucapannya ‘enam golongan’ karena datang keterangan di dalam hadis tentang mereka (orang-orang yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan-Nya) adalah ‘tujuh golongan’, Nabi-Õóáøóì Çááåõ Úóáóíúåö æóÓóáøóãó- bersabda,


ÓóÈúÚóÉñ íõÙöáøõåõãú Çááøóåõ ÊóÚóÇáóì Ýöí Ùöáøöåö íóæúãó áóÇ Ùöáøó ÅöáøóÇ Ùöáøõåõ ÅöãóÇãñ ÚóÏúáñ æóÔóÇÈøñ äóÔóÃó Ýöí ÚöÈóÇÏóÉö Çááøóåö æóÑóÌõáñ ÞóáúÈõåõ ãõÚóáøóÞñ Ýöí ÇáúãóÓóÇÌöÏö æóÑóÌõáóÇäö ÊóÍóÇÈøóÇ Ýöí Çááøóåö ÇÌúÊóãóÚóÇ Úóáóíúåö æóÊóÝóÑøóÞóÇ Úóáóíúåö æóÑóÌõáñ ÏóÚóÊúåõ ÇãúÑóÃóÉñ ÐóÇÊõ ãóäúÕöÈò æóÌóãóÇáò ÝóÞóÇáó Åöäøöí ÃóÎóÇÝõ Çááøóåó æóÑóÌõáñ ÊóÕóÏøóÞó ÈöÕóÏóÞóÉò ÝóÃóÎúÝóÇåóÇ ÍóÊøóì áóÇ ÊóÚúáóãó ÔöãóÇáõåõ ãóÇ ÊõäúÝöÞõ íóãöíäõåõ æóÑóÌõáñ ÐóßóÑó Çááøóåó ÎóÇáöíðÇ ÝóÝóÇÖóÊú ÚóíúäóÇåõ


Tujuh orang yang akan Allah naungi di dalam naungan-Nya di hari tidak ada naungan kecuali naungan-Nya : (1) imam (pemimpin) yang adil, (2) pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah, (3) seorang lelaki yang hatinya bergantung di masjid-masjid, (4) dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berkumpul di atasnya dan berpisah pun di atasnya, (5) seorang lelaki yang diajak (berzina) oleh seorang wanita yang memiliki kedudukan lagi cantik, namun ia mengatakan, ‘sesungguhnya aku takut kepada Allah, (6) seseorang yang bersedekah dengan suatu sedekah namun ia menyembunyikannya sampai-sampai tangan kirinya tidak tahu apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya, dan (7) seorang yang mengingat Allah dalam kesendirian lalu kedua matanya meneteskan air mata. [1]

Sumber :

Fatawa Nur ‘Ala ad-Darb, Muhammad bin Shaleh al-Utsaimin, 8/389 (soal no : 4503)

Catatan :

[1] HR. al-Bukhari : kitab al-Adzan, bab : Man Jalasa Fii al-Masjidi Yantazhiru ash-Shalah Wa Fadhl al-Masajid, no. 660. Muslim : Kitab Zakak, bab : Fadhlu Ikhfa-I ash-Shadaqah, no. 1031)











Hikmah Al-Quran & Mutiara Hadits : index.php
Versi Online : index.php/?pilih=lihatfatwa&id=1953